بِسْمِ اللَّه الرَّحْمنِ الرّحِيْمِ
.
KEDIRI - Dua arca yang belum diketahui persis
asal-usul atau sejarahnya, ditemukan warga Gayam, Kecamatan Mojoroto,
Kota Kediri. Arca yang diduga sebagai peninggalan prasejarah itu
diketemukan dalam kondisi rusak, karena termakan usia, terselip di
antara pohon beringin yang tumbang pada Sabtu (18/6).
Penemu
pertama adalah Supadi (51). Warga Gayam ini tengah membelah pohon
ringin yang mati sejak setahun lalu. Pohon berdiameter 2 meter dan
tinggi 50 meter itu tumbang setelah diterjang angin puting beliung.
Ketika menganyunkan kapak, dia merasa membentur benda keras seperti
batu. “Begitu saya lihat, didalam kayu ada batu. Begitu kayu terbelah,
ternyata ada arcanya," tutur dia, Sabtu (18/6).
Supardi
juga merasa terkejut dan takut. Di dalam pohon kok ada patung. Setelah
itu dia memanggil warga sekitar dan akhirnya banyak menjadi perhatian.
Di sekitar pohon yang tumbang itu juga tedapat dua mata air yang oleh
warga sekitar disebut “Sendang Kembar”. Menurut warga, sendang tersebut
ada kaitan sejarahnya dengan Sunan Kalijaga.
Saat
ditemukan, kata Supadi, dua arca dalam kondisi terpisah di dalam pohon
berdiameter sekitar dua meter. Satu di utara dan satunya lagi di
selatan. Pohon tersebut menurut warga sudah berusia ratusan tahun.
Setelah dievakuasi dan diukur, arca terbesar beratnya sekitar 35
kilogram dengan tinggi 30 cm, lebar 25 cm serta tebal 11 cm. Sementara
arca kedua, lebih kecil, beratnya sekitar 30 kilogram, tinggi 19 cm,
lebar 30 cm dan tebal 13 cm.
Menurut
pengamatan Sabarudin (41), warga lainnya, arca tersebut menyerupai
Ganesha dan Budha Julai. Penilaian ini didasarkan atas kebiasaanya
mengikuti sejarah perwayangan. Sementara arca tidak sepenuhnya utuh
tapi ada yang tidak berbentuk, karena termakan usia. Arca mirip Ganesha,
bagian kepala tinggal separo. Sementara arca mirip Budha Julai, malah
tanpa kepala.
Penemuan arca tersebut, sudah
dilaporkan ke kelurahan setempat. "Kedua arca masih di tempat semula dan
telah diberi tanda larangan memindahkan, apalagi mengambilnya. Kami
juga masih menunggu dinas terkait atau pihak Purbakala," jelas Sabarudin
yang juga menjabat Ketua Lembaga Pengembangan Masyarakat Kelurahan
(LPMK).
0 komentar:
Post a Comment
Trima kasih atas kunjungan anda & follow me
satu lagi gan klik +1 untuk kawan anda