بِسْمِ اللَّه الرَّحْمنِ الرّحِيْمِ
.
MALANG
–Kerusakan lingkungan di Tahura Raden Soerjo yang kian parah terus
mengancam populasi Elang Jawa (Spizaetus bartelsi) di kawasan tersebut.
Dari jumlah sebanyak 6 ekor elang jawa,--dideteksi pada 1997, kini
diprediksi tinggal 2 ekor saja.
Chairman
ProFauna Indonesia, Rosek Nursahid, mengatakan habitat yang rusak
membuat mangsa Elang Jawa, seperti kelelawar, musang, tupai dan
sejenisnya semakin berkurang. “Nah, semakin berkurangnya mangsa elang
jawa ini disebabkan karena kerusakan lingkungan. Hal ini tentu saja
mempengaruhi jumlah burung predator itu,” kata Rosek, Jumat (27/5)
siang.
Kerusakan
lingkungan ini, sebut Rosek, dipicu karena banyaknya petani yang
membuka lahan pertanian di kawasan hutan lindung tersebut. Selain itu,
penggunaan pestisida di lahan pertanian yang berbatasan dengan hutan
juga cukup dominan.
Diketahuinya
semakin menyusutnya populasi elang jawa ini sendiri adalah hasil survey
terakhir dari ProFauna Indonesia beberapa saat lalu. Ini patut
disayangkan karena elang jawa adalah satwa langka yang ditetapkan pada
1993 silam.
“Menyusutnya
hutan primer yang menjadi habitat elang jawa memberikan kontribusi
besar bagi menurunnya populasi elang jawa. Sudah seharusnya pemerintah
menghentikan laju deforestasi di Pulau Jawa,” urai Rosek.
Menurunnya
populasi elang jawa di Tahura R. Soerjo tentunya patut disayangkan.
Apalagi diperkirakan populasi total elang jawa di alam liar tidak lebih
dari 400 ekor. Catatan ProFauna Indonesia, keberadaan Elang Jawa juga
terdapat di Pulau Sempu (Malang), Taman Nasional Bromo Tengger Semeru,
Taman Nasional Merubetiri, Taman Nasional Alas Purwa, Lebakharjo,
Pegungan Hyang dan Kawah Ijen
sumber surabaya post.
0 komentar:
Post a Comment
Trima kasih atas kunjungan anda & follow me
satu lagi gan klik +1 untuk kawan anda