بِسْمِ اللَّه الرَّحْمنِ الرّحِيْمِ
.
|
|
Bila siang tadi komunikasi Anda, melalui
handphone maupun internet terganggu mungkin itu akibat badai matahari
yang mencapai puncaknya hari ini. Pasalnya, observatorium luar angkasa
NASA menemukan lidah api surya ‘dramatis’ sejak kemarin yang bisa
menganggu satelit dan listrik di bumi. Seperti apa?
LEDAKAN kuat
dari matahari melepaskan badai radiasi pada tingkat yang belum pernah
disaksikan sejak 2006, terjadi mulai Rabu (8/6) kemarin WIB. Menurut
National Weather Service (NWS), ledakan ini kemungkinan akan menyebabkan
aktivitas badai geomagnetik moderat pada hari ini, Kamis (9/6).
“Lidah
api kali ini agak dramatis,” ujar program koordinator Space Weather
Prediction Center NWS Bill Murtagh. Murtagh menggambarkan, lidah api M-2
(menengah) ini akan mencapai puncak pada 01.41 dini hari waktu
setempat atau sekitar 12.41 WIB.
Murtagh
mengatakan para analis cuaca ruang angkasa masih akan memastikan apakah
peristiwa itu akan menyebabkan benturan medan magnet Matahari dan Bumi
yang jauhnya kira-kira 93 juta mil (150 juta kilometer).
"Sebagian
dari tugas kami di sini adalah memantau dan menentukan apakah peristiwa
itu diarahkan Bumi karena pada dasarnya material yang meledak keluar
adalah gas berisi gabungan medan magnet," kata dia. "Dalam satu hari
atau lebih dari sekarang. kami memperkirakan beberapa dari material itu
menabrak kita dan menciptakan satu gelombang geomagnetik," katanya.
"Kami tidak mengharapkannya menjadi benar-benar dahsyat tetapi itu bisa menjadi semacam badai bertingkat moderat."
Pusat
Peramalan Cuaca Ruang Angkasa mengatakan peristiwa itu "ditaksir
menyebabkan tingkat aktivitas badai geomagnetik G1 (kecil) hingga G2
(sedang) besok, 8 Juni, mulai jam 18.00 GMT (Jumat WIB pukul 1 dini
hari)." Setiap aktivitas badai geomagnetik kemungkinan akan tuntas dalam
12-24 jam.
"Badai radiasi Matahari mencakup
kontribusi yang signifikan dari proton energi tinggi, yang pertama
muncul sejak Desember 2006," kata NWS.
Sebanyak
12 satelit dan pesawat ruang angkasa memantau heliosfer dan satu
instrumen khususnya dalam orbiter peninjau bulan milik NASA yang
mengukur radiasi dan dampaknya."Tentu saja selama (dua tahun) hidup misi
ini, peristiwa itu adalah yang terpenting," kata Harlan Spence,
peneliti utama pada teleskop sinar kosmik untuk pengaruh radiasi atau
CRaTER.
"Ini sungguh menarik karena ironisnya
saat kami mengembangkan misi pada awalnya kami pikir kami akan
meluncurkan lebih dekat ke Matahari paling banter saat partikel Matahari
besar ini muncul," kata Spence kepada AFP.
"Sebagai
gantinya kami meluncur ke dalam orbit Matahari bersejarah, minimal
membutuhkan waktu sangat lama untuk bangun," kata dia. "Ini menarik dan
penting karena menunjukkan Matahari kembali kepada keadaan yang lebih
aktif."
Badai geomagnetik yang dihasilkan
bisa menyebabkan beberapa gangguan dalam kisi-kisi tenaga
satelit-satelit yang mengoperasikan "global posotioning system" dan
perangkat lain, dan bisa mencipta beberapa perubahan rute penerbangan di
seluruh kutub, kata Murtagh.
"Biasanya itu
tidak akan menyebabkan masalah besar, itu hanya membutuhkan
pengelolaan," kata dia. "Bila anda terbang dari Amerika Serikat ke
Asia, terbang di atas Kutub Utara, ada lebih dari selusin penerbangan
setiap hari," kata dia.
"Selama badai radiasi
besar ini beberapa maskapai penerbangan akan mengubah rute penerbangan
menjauhi wilayah kutub demi alasan keamanan demi memastikan mereka bisa
terus berkomunikasi.
"Orang-orang yang
mengoperasikan satelit juga akan mengawasi hal ini karena badai
geomagnetik bisa bertentangan dengan satelit-satelit dalam berbagai
cara, baik satelit itu sendiri maupun sinyal yang datang dari panel
penerima (receiver)."
Aurora borealis (cahaya
utara) dan aurora australis (cahaya selatan) kemungkinan akan juga bisa
dilihat dalam beberapa jam terakhir pada tanggal 8 atau 9 Juni,
demikian NASA.ins,viv
0 komentar:
Post a Comment
Trima kasih atas kunjungan anda & follow me
satu lagi gan klik +1 untuk kawan anda