language

June 11, 2011

Melihat Tentara Membangun Sumber Listrik Baru

بِسْمِ اللَّه الرَّحْمنِ الرّحِيْمِ

Bendung Sungai, Kodim 0818 dan Warga Hasilkan 2.000 Watt
Dusun Taman Bali Desa Tamansari Kecamatan Ampelgading selama bertahun-tahun tak menikmati listrik secara langsung. Demi menyiasati keterbatasan PLN, Kodim 0818 bersama masyarakat membangun Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH). Kerja keras selama empat bulan terbayar dengan berdirinya kincir pembangkit listrik berdaya 12 ribu watt (12 KVa).
Komandan Kodim (Dandim) 0818 Letkol Inf Heri Pribadi tersenyum puas usai meresmikan PLTMH di Dusun Taman Bali pada Rabu (1/6) lalu. Senyum juga tersungging di bibir warga dusun serta puluhan personil Kodim dan Koramil setelah prasasti peresmian ditandatangani Dandim. Hujan yang sebelumnya turun begitu deras secara bersamaan juga mereda.
Butuh perjuangan ekstra keras bagi warga dan tentara untuk sampai pada penandatanganan prasasti peresmian. Meskipun pekerjaan belum selesai, paling tidak kini PLTMH hasil kerja mereka sudah resmi dioperasikan. Bagi warga Dusun Taman Bali yang bermukim di kaki Gunung Semeru tepatnya 1.025 dpl, ini adalah sejarah baru.
Puluhan tahun bermukim di kawasan berkabut itu, baru pertama kali ini dusun mereka memiliki pembangkit listrik sendiri. Dusun itu diapit dua cabang sungai Manjing, yakni sungai raksasa saluran pembuangan lahar kawah Jonggring Saloka Gunung Semeru. Jumlah kepala keluarga (KK) disana sebanyak 26 KK dengan jumlah penduduk 163 jiwa.
Dari segi geografis dan minimnya jumlah penduduk, sangat tak mungkin PLN membangun infrastruktur listrik ke dusun itu. Untuk sampai ke dusun itu, kendaraan harus dimodifikasi khusus lantaran melewati medan terjal berbukit dan hamparan sungai lahar. Untuk hitungan bisnis, PLN jelas merugi bila membangun infrastruktur.
‘’Itulah salah satu alasan kami membangun PLTMH di Taman Bali. Karena dusun itu berada di ujung Kabupaten Malang, lokasi sangat terpencil, jauh dari jangkauan PLN karena berada di kaki Gunung Semeru,’’ urai Heri Pribadi kepada Malang Post.
Asal tahu saja, kedatangan Heri untuk meresmikan PLTMH itu sudah ditunggu warga sejak bagi. Warga bahkan menyediakan Land Rover tua di ujung desa untuk menjemput Dandim melewati medan terjal. Sedianya Dandim beserta Kasiter Korem 083/Baladhika Jaya Letkol Inf Dwi Sri Yudha Narko naik trail menuju Taman Bali, sayang cuaca hujan.
‘’Ya seperti anda lihat, tantangan kita ada kondisi geografis, bangunan PLTMH saja masih sangat jauh dari dusun, harus melewati jalan setapak menuju pegunungan Semeru makanya kita butuh waktu tiga bulan,’’ bebernya.
Persisnya, operasi pembangunan PLTMH dimulai bulan November 2010 mulai dari pendataan dusun gelap. Setelah dipilih Taman Bali lantas bulan Desember dilakukan survey dan perencanaan.
Bulan Januari 2011 operasi pembangunan mulai dilakukan melibatkan warga, Koramil, Polsek dan instansi pemerintahan setempat.
Operasi penting itu baru selesai pada bulan April waktu yang terhitung cepat bila melihat kondisi medan. Asal tahu saja, bangunan kincir dan power house yang dibangun TNI dan warga berada di ujung dusun persis di dekat hulu sungai Manjing. Perjalanan ke lokasi bisa ditempuh dengan motor trail karena jalurnya hanya setapak sejauh sekitar dua kilometer.
‘’Meski telah diresmikan tapi kerja kita belum selesai, operasi ini adalah perintah Kodam V Brawijaya, namun tanpa dukungan dari Bupati Malang Rendra Kresna mustahil proyek ini terwujud,’’ terang dia.
Heri menegaskan, anak buahnya juga bekerja sangat keras untuk mewujudkan PLTMH. Para tentara dan warga bahu membahu membendung sungai, mereka menelusuri sungai yang dikepung jurang setinggi puluhan meter. Batu-batu pun diangkut dari bagian hulu yang berjarak sejauh sekitar satu kilometer.
Bendungan dibuat sebagai sumber tenaga untuk memutar kincir untuk diteruskan ke power house. Setelah bendungan selesai, pekerjaan belum tuntas, mereka harus membangun power house. Untuk mengangkut semen, warga dan tentara bergantian naik trail dari titik akhir kendaraan.
‘’Titik terakhir penurunan semen di Dusun Sumberdadi, jaraknya dari sini sekitar empat km itu semuanya jalan setapak melewati perbukitan,’’ kenang Kopda Suprianto anggota Koramil 17 Ampelgading.
Suprianto juga salah satu tentara yang tugasnya mengambil semen, sudah tak terhitung jumlahnya berapa kali dia bolak-balik di jalur terjal itu. Pekerjaan yang paling susah adalah mengumpulkan batu untuk bendungan serta membawa semen dan material lainnya.
Kerja keras itu tak sia-sia, demikian diungkapkan Tamirin Ketua LPMD Tamansari kepada Malang Post. Sebelum membangun PLTMH sendiri, warga harus memasok listrik dari Kecamatan lain. Mereka membangun kabel sepanjang 2 kilometer potong kompas dari Dusun Taman Bali ke Dusun Blubuk Desa Taman Satriyan.
‘’Kabel itu menggelantung diatas sungai lahar, kalau tidak potong kompas diatas sungai maka kabelnya dipasang di pinggir jalan. Maka panjangnya bisa mencapai empat kilometer,’’ terang Lamirin.
Sunarti perempuan Dusun Taman Bali menyebut pembuatan PLTMH adalah sesuatu yang luar biasa. Selama ini mereka harus membayar biaya listrik dari Dusun Blubuk sekitar Rp 50 ribu perbulan. Pembayaran listrik dihitung berdasarkan besar atau kecilnya rumah warga, karena pengeluaran listrik satu dusun akan ditotal kemudian dibagi dengan besaran tertentu bagi setiap KK. ‘’Kita menyambung listrik ke Dusun Blubuk itu tahun 1998 ketika listrik pertama kali dipasang disana,’’ kata Sunarti.
Supania perempuan dusun lainnya menyambung bahwa cukup lama warga menanti listrik mandiri. Meskipun PLTMH yang ada belum maksimal namun paling tidak ini adalah titik awal kemajuan dusun. Di dusun mereka pernah dipasangi listrik tenaga surya pada tahun 2006, namun belakangan PLTS itu rusak.
‘’Dulu ada 27 rumah yang dipasangi tenaga surya namun akinya rusak karena sel suryanya tertutup hujan abu beberapa tahun lalu sehingga akinya tekor. Selain itu sel surya juga rusak karena seringkali dusun ini berkabut, setengah hari disini selalu berkabut,’’ jelasnya.
Sementara itu, teknisi PT Pembangkitan Jawa-Bali (PT PJB) di PLTA Brantas di Sumberpucung juga datang ke lokasi. Solikin teknisi PJB menyebut bahwa PLTMH itu sudah cukup bagus. Namun masih perlu dikembangkan lagi agar bisa mencapai daya maksimal 12 ribu watt.
‘’Maka elevasi air harus ditingkatkan supaya nanti tenaga dorongnya ke turbin makin besar. Bendungan juga harus diberi saluran pembuangan supaya kalau airnya penuh tidak jebol,’’ beber Solikin.

0 komentar:

Post a Comment

Trima kasih atas kunjungan anda & follow me
satu lagi gan klik +1 untuk kawan anda

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...