Pakar sampah bocorkan ilmu ke -ITS

بِسْمِ اللَّه الرَّحْمنِ الرّحِيْمِ . 

JAKARTA – Timbunan sampah sebagai akibat dari berbagai aktivitas manusia akan semakin menumpuk jika dibiarkan begitu saja tanpa dilakukan pengelolaan yang tepat.

Hal ini membuat mahasiswa Jurusan Teknik Lingkungan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS),
Surabaya mengadakan kuliah yang khusus membahas managemen sampah secara sustainable. Tidak tanggung-tanggung, mereka mengundang dosen sekaligus aktivis lingkungan asal Prancis, Herve Boileau.

Dalam kuliah tersebut, Boileau mengatakan, mahasiswa sebagai generasi muda harus aktif dalam upaya pengelolaan sampah. “Dan sebagai engineer, Anda harus bisa menciptakan teknologi baru untuk menanggulangi sampah,” kata Boileau seperti dikutip dari ITS online, Kamis (7/7/2011).

Boileau menyebutkan, tidak perlu teknologi yang muluk dan rumit untuk diterapkan dalam pengelolaan sampah. Teknologi sederhana pun sudah cukup. “Yang penting, masyarakat bisa menerima dan siap melakukan sistem tersebut,” kata pria berkacamata ini.

Pria asal Politech Annecy Chambery Perancis ini mecontohkan Islandia sebagai negara yang masyarakatnya berhasil mengelola sampah dengan baik. “Di Islandia, sampah sudah dimanfaatkan menjadi bahan bakar pemanas udara, bahan bakar bus dan mobil biofuel,” ujar Boileau.

Cara yang dilakukan ternyata relatif mudah. Sampah sudah dikualifikasikan sejak dari rumah tangga penghasil sampah, yaitu dapur. Selain itu, di depan setiap rumah maupun gedung terdapat kontainer mini pengangkut sampah yang terdiri dari sampah organik dan non organik. Jadi, setiap orang bisa mengumpulkan sampahnya sendiri.

Desain kontainer atau bak sampah yang didesain semenarik mungkin dilakukan untuk meningkatkan semangat masyarakat dalam menyukseskan program pengelolahan sampah mereka. “Kuncinya adalah promosi yang menarik dan cara yang mudah dipahami dan mudah diaplikasikan,” Boileau menjelaskan.

Menurut Boileau, dengan berkaca pada Islandia, setiap orang akan berlomba-lomba untuk mengumpulkan sampah mereka sendiri sebagai sumber energi bagi kebutuhan mereka nantinya.